Rabu, 30 Desember 2015

TUGAS IV PSIKOLOGI MANAJEMEN



Komunikasi dalam Manajemen

A.                Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Communicare atau Communis (Latin) yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, artinya kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Menurut Davis (1981) komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dari satu orang ke orang yang lain. Sedangkan menurut Schram, komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain.
Menurut Astrid, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Sedangkan menurut Roben, komunikasi adalah kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran ataupun perasaan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah kegiatan penyampaian pesan ataupun informasi yang mengandung makna yang dapat dipahami bersama oleh orang yang terlibat di dalamnya.

B.                 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan-nya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antar komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Model yang paling sederhana dalam komunikasi antar pribadi adalah adanya pengirim, berita dan penerima. Jika salah satu dari tiga elemen hilang maka tidak bisa disebut dengan komunikasi. Contoh model komunikasi yang paling canggih adalah Model Proses.
1.       Pengirim
Pengirim adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan serta mempunyai kepentingan untuk mengkomunikasikan kepada orang lain.
2.       Pengkodean (encoding)
Pengirim yang mengkodekan informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk kata agar orang lain mengerti apa informasi yang disampaikan.
3.       Pesan (message)
Pesan dapat berupa berbagai bentuk yang dapat dirasakan atau dapat dimengerti satu atau lebih panca indera penerima.
4.       Saluran (channel)
Saluran adalah cara mentransmisikan pesan, misalnya kertas untuk surat. Agar komunikasi dapat berjalan efektif dan efisien, saluran harus sesuai untuk pesan.
5.       Penerima (receiver)
Penerima adalah orang yang menafsirkan pesan dari penerima. Jika pesan tidak sampei kepada penerima komunikasi tidak akan berjalan.
6.       Penafsiran kode (decoding)
Penafsiran kode adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menerjemahkan menjadi informasi yang berarti. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksud maka akan semakin efektif komunikasi yang terjadi.
7.       Umpan balik (feedback)
Pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima telah menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin cepat umpan tersebut kembali semakin efektif komunikasi yang terjadi.

C.                Hambatan Komunikasi
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton (1992), ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif diantaranya :
1.       Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.       Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.       Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.       Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.       Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.       Poor Choice of Communication Channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.       No Feed-Back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

D.               Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal mempengaruhi orang lain terutama per-individu. Secara umum definisi komunikasi interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain mealui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau informasi. Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan cara utuk menyampaikannya dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang sampai pada titik tercapainnya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima.
Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1.       Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.       Situational
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensiumpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

E.                  Model Pengolahan Informasi (Rational, Limited Capacity, Expert dan Cybernetic)
Model-model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model Pengolahan informasi berorientasi pada :
1.       Proses Kognitif
2.       Pemahaman Dunia
3.       Pemecahan Masalah
4.       Berpikir Induktif

F.                  Model Interaktif Manajemen
1.       Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2.       Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan.
3.       Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan
4.       Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.       Other-orientation
Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.

Referensi :
Devito, J. (2001) Komunikasi antar manusia. Tangerang: Kharisma Publishing.
M. Rogers, E. (2005). Communication in organization. New York: Gramedia.
Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi: suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.



 

DINKY'S BLOG Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang