Internet memang bukan lagi
barang mewah bagi masyarakat modern. Malah, internet mungkin sudah menjadi
salah satu kebutuhan primer selain pangan, sandang, dan papan. Coba
jalani satu hari tanpa internet baik di komputer maupun gadget. Sepertinya saya
pun tidak bisa sehari tanpa gadget. Hehehe…
Internet Addiction Disorder (IAD)
atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan
dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game
online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada
manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan
DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi,
selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan
bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.
Sebuah
penelitian yang diadakan oleh Kementerian Informasi dan Informatika (Kominfo),
UNICEF dan Harvard University mengambil sampel 400 remaja berumur 10-19 tahun
yang tersebar di 11 provinsi Indonesia. Hasilnya ternyata sungguh mengejutkan,
hampir 80 persen remaja di Indonesia kecanduan internet.
Hal ini
terlihat cukup mengkhawatirkan mengingat sebagian besar anak muda menggunakan
internet untuk hal-hal yang tidak semestinya. Tercatat 24 persen mengaku untuk
berhubungan dengan orang yang tidak dikenal, 13 persen korban cyberbullying dan 14 persen mengakses konten
pornografi.
Hal-hal buruk seperti tersebut di atas telah menjadi masalah global terutama di negara-negara Asia seperti China, Korea Selatan, Indonesia dll. Pada umumnya yang terdampak adalah para remaja atau orang-orang muda yang relatif kurang dapat mengontrol / membatasi pengaruh media.
Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences mengemukakan fakta yang mengejutkan tentang dampak internet pada otak manusia. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan, bahwa mengakses internet secara berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada otak, Dimana biasanya kondisi tersebut Ditemukan pada pengguna alkohol, kokain dan semacamnya. Penelitian tersebut menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk memindai otak kepada dua kelompok remaja berusia 16 dan 17 tahun.
Kelompok
pertama adalah remaja yang banyak menghabiskan waktunya di depan internet
sehingga merusak kualitas hidup mereka, sementara kelompok kedua adalah
sebaliknya. Hasilnya adalah, para remaja di kelompok pertama mengalami gangguan
syaraf otak yang disebut "White Matter".
Syaraf ini berfungsi menghubungkan beberapa bagian dari otak. Bagian-bagian
otak yang dihubungkan tadi adalah bagian otak yang menangani fungsi pengambilan
keputusan, emosi dan pengendalian diri.
Dr. Hao
Lei, dalam jurnal yang dipublikasikannya mengatakan, "Temuan kami
menunjukkan bahwa IAD menunjukkan pengurangan luas FA Di jalur utama white
matter dan struktur abnormal white matter bisa terkait dengan beberapa gangguan
perilaku". FA
(Fractional Anisotropy) adalah sebuah metode untuk mengukur kondisi syaraf
"White Matter". Dengan
Dilakukan FA bisa diketahui kondisi "White
Matter" apakah masih bagus ataukah sudah "rusak".
Dr. Hao
Lei menambahkan, dalam beberapa penelitian sebelumnya Ditemukan, bahwa gangguan
fungsi “White Matter" ini
biasanya terjadi pada otak para pengguna alkohol, ganja, kokain, methamphetamine dan ketamine. Studi ini
menunjukkan bahwa IAD atau kecanduan internet adalah sama buruknya dengan kecanduan obat bius.
IAD
sendiri telah menjadi bahan studi yang serius bagi praktisi kesehatan, dimana di
beberapa negara, seperti China, "penyakit" IAD ini sudah sedemikian
serius. Banyak remaja disana yang sudah demikian kecanduan dengan internet,
khususnya game online. Bahkan pada beberapa kasus ditemukan, seperti yang
dilaporkan BBC, seorang pria di Beijing tewas setelah tiga hari berturut-turut
bermain game online tanpa henti.
Ternyata telah banyak kasus khususnya di Asia
yang diakibatkan oleh IAD ini. Ternyata bahaya nya lebih dari yang kita kira
ya. Lalu, apa saja gejala penderita IAD atau kecanduan internet ini sendiri?
Yuk kita bahas gejalanya dibawah ini,
Bentuk gejala kecanduan Internet
atau Internet Addiction Disorder (IAD) :
- Mencari WiFi dimanapun berada,
- Selalu membawa portable charger (powerbank) kemana-mana
- Tidak merasa bosan untuk browsing walaupun telah berjam-jam,
- Lesu dan tidak fokus (berkurangnya konsentrasi),
- Gejala menarik diri seperti merasa marah, tegang atau depresi ketika internet tidak bisa diakses,
- Cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial, kurang bisa bersosialisasi,
- Berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya,
- Keasyikan dengan internet dengan tujuan tertentu yang orang lain tidak boleh tahu (merahasiakan dengan orang lain terutama orang tua),
- Bersikap defensive untuk berlama-lama online. Mereka akan marah jika waktu online-nya dibatasi,
- Mulai memakai uang jajan atau uang untuk kebutuhan penting lain demi bisa online atau membeli gadget baru,
- Semua topik pembicaraan berasal dari sesuatu yang ditemukan online,
- Gagal mengontrol perilaku, termasuk perilaku agresif,
- Mengalami euphoria setiap kali terlibat pada segala hal yang menyangkut komputer atau aktivitas internet,
- Tak bisa mengatur waktu online, sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama,
- Mengorbankan waktu tidur demi bisa online (tidur larut malam),
- Memeriksa e-mail atau pesan online secara kompulsif sepanjang hari,
- Tetap berusaha online walau sedang waktunya sekolah/kuliah, belajar, maupun kerja,
- Lebih senang menghabiskan waktu online ketimbang bersama orang disekelilingnya,
- Tidak tertarik melakukan aktivitas menarik di dunia nyata, lebih senang di depan komputer.
Semua orang memiliki
ketergantungan terhadap internet baik tua maupun muda, hanya kadarnya yang
berbeda. Tapi semakin banyak kita menghabiskan waktu di dunia maya, maka
semakin sedikit pula waktu yang kita habiskan di dunia nyata.
Setelah membahas gejala
kecanduan internet dan dampaknya terhadap kesehatan, sekarang saya akan membagi
beberapa tips menghindari atau mengurangi kecanduan internet. Check this out!
Tips
Menghindari/ Mengurangi Kecanduan Internet :
1. Menetapkan
atau memastikan waktu yang digunakan untuk beraktifitas dengan
internet.Misalnya dalam sehari Anda hanya menggunakan internet hanya 3 jam, dan
pastinya Anda harus konsisten dengan penjadwalan ini.
2. Jika Anda tak dapat menetapkan batas waktu berinternet anda, maka sebaiknya anda
meminta bantuan orang lain atau meenggunakan aplikasi di komputer Anda sebagai
pengingat waktu anda beraktifitas dengan internet.
3. Menghapus
akun-akun tidak penting yang berhubungan dengan internet. Contohnya bila anda
pengguna Facebook yang memiliki lebih dari satu akun, sebaiknya anda delete
saja akun yang menurut anda tidak penting. Hal ini dikarenakan, anda bisa saja
menghabiskan waktu lebih lama dengan internet untuk memeriksa satu persatu akun Anda tersebut.
4. Mencoba
untuk lebih banyak melakukan kegiatan di luar ruangan, yang tidak berhubungan
dengan internet
5. Bergabung
dalam suatu komunitas seperti klub buku, klub fotografi, klub bersepeda atau
komunitas lainnya untuk menambah pertemanan dan koneksi.
6. Memantau
perbedaan perasaan Anda, baik ketika Anda sedang menggunakan internet atau
tidak. Cara ini bisa membuat Anda untuk mampu mengontrol tingkat emosi Anda.
Internet ibarat dua sisi mata
pisau, yang satu bisa berguna untuk memotong dan memasak, dan yang satunya bisa
untuk membunuh. Namun tak dapat dipungkiri berbagai kemudahan yang ditawarkan
oleh produk-produk teknologi informasi berdampak positif terhadap peningkatan
kinerja, produktivitas, dan aktivitas seseorang secara efektif dan efisien.
Mempelajari ilmu pengetahuan, menambah wawasan, meningkatkan keterampilan, dan
sikap kerja profesional dapat dilakukan dengan membaca online, memutar video
online dan lain sebagainya. Secara singkat dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Selanjutnya yang berkaitan
dengan ekonomi adalah kebutuhan pulsa untuk akses internet, jika tidak, maka
koneksi internet pun tidak dapat diakses. Kebutuhan semacam ini akan menjadi
sangat mahal jika tidak dapat dimanfaatkan untuk pengembangan diri, kemajuan
dan masa depan, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional
penggunanya. Nyatanya hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
pemanfaatan internet oleh remaja untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Untuk
itu kita harus bijak memanfaatkan internet secara sehat dan tidak berlebihan ^^
* Source (Sumber) :
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html
http://muda.kompasiana.com/2012/05/12/kecanduan-internet-penyakit-baru-anak-muda-kita/
http://mudazine.com/dianitasays/internet-addiction-how-much-is-too-much/
http://www.spesialtips.com/2014/07/tips-menghindari-kecanduan-internet.html
http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00046680.html
http://teruniks.blogspot.com/2012/03/dampak-kecanduan-internet-sama-buruknya.html
http://mudazine.com/dianitasays/internet-addiction-how-much-is-too-much/
http://www.spesialtips.com/2014/07/tips-menghindari-kecanduan-internet.html
http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00046680.html
http://teruniks.blogspot.com/2012/03/dampak-kecanduan-internet-sama-buruknya.html
seru juga isi blognya buat dibaca lebih lanjut, ditunggu postingan selanjutnya ya
BalasHapus"Internet ibarat dua sisi mata pisau, yang satu bisa berguna untuk memotong dan memasak, dan yang satunya bisa untuk membunuh" (Agree) nice post dy...:))
BalasHapusNice posting, Mon ;)
BalasHapusbermanfaat, thanks infonya :)
BalasHapusWiiih ga rugi deh Bookmark Blog Dyan Permatasari, isi Blog nya ga kaya blog yg lain.. Isinya sangat amat bermanfaat, pokoknya di tunggu postingan ilmu bermanfaat selanjutnya! :)
BalasHapusBermanfaat banget Ndo;)
BalasHapusNIce Job.. terimakasih buat infonya Dian...
BalasHapusbaca ginian langsung koreksi diri sendiri hahahahahaha
BalasHapusMenarik informasinya. Ditunggu postingan selanjutnya..
BalasHapusAku sering bawa portable, tapi buat dipinjemin :p Makasi informasinya dyan, bermanfaat bangeet :)
BalasHapus