Pada
era globalisasi ini, “Internet” tentu telah menjadi kata yang tidak asing
terdengar di telinga kita. Apa yang terbayang dalam benak kalian saat mendengar
kata internet? Media virtual serba ada? Suatu jaringan komputer? Ya benar
sekali. Untuk lebih jelasnya, yuk kita bahas bersama-sama pengertian dari
internet itu sendiri.
Internet
(Interconnection network) berasal
dari bahasa latin “inter” yang berarti “antara”. Internet merupakan jaringan
yang terdiri dari milyaran komputer yang ada di seluruh dunia. Internet
melibatkan berbagai jenis komputer serta topology
jaringan yang berbeda. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan,
digunakan standar protokol internet yaitu TCP/IP. TCP bertugas untuk memastikan
bahwa semua hubungan bekerja dengan baik, sedangkan IP bertugas untuk
mentransmisikan paket data dari satu komputer ke komputer lainya.
Sejarah
internet awalnya berasal dari proyek ARPA yang dibentuk tahun 1969 oleh
Departemen Pertahanan Amerika Seikat. Proyek ini kemudian dikenal dengan
ARPANET (Advanced Research Projrct Agency
Network) yang melakukan riset tentang cara menghubungkan komputer satu
dengan komputer yang lain agar bisa saling berkomunikasi. Pada tahun 1970,
proyek ini berhasil menghubungkan lebih dari 10 komputer dalam bentuk jaringan,
dan beberapa tahun kemudian hasil riset proyek ini dikembangkan diluar Amerika.
Karena jumlah komputer yang terhubung semakin banyak, maka tahun 1980 dibuatlah
protokol resmi yang dikenal dengan TCP/IP (Transmission
Control Protocol/Internet Protocol).
Nah,
setelah kita mengetahui pengertian dan sejarah singkat dari internet. Saya akan
membahas bersama pengaruh internet bagi psikologis seseorang.
Internet memberi banyak sekali
kemudahan untuk setiap kegiatan kita, internet juga menyimpan dampak positif
bagi kita sebagai penggunanya. Beberapa dampak positif dari menggunakan
fasilitas internet antara lain, media yang mempermudah kita sebagai pengguna
untuk pencarian data secara cepat, selain itu internet juga dapat menjadi media
aktualisasi diri yang sangat efisien, yakni memperbanyak relasi. Dampak positif
lainnya adalah dapat meningkatkan daya kreatifitas seseorang.
Selain
memiliki dampak positif internet pun memiliki dampak negatif bagi kita sebagai
penggunanya. Beberapa diantaranya adalah pornografi, netgaming, Cybersexual addiction, Cyber-relational addiction,
dan computer addiction.
Dari beberapa dampak negatif di atas, dampak yang paling umum dan yang paling
“popular” adalah pornografi/Cybersexual.
Dampak positif dan negatif yang
ditimbulkan oleh pesatnya perkembangan internet yang telah disebutkan diatas,
secara langsung atau tidak langsung dapat berpengaruh pada psikologis si
pengguna internet tersebut(kita). Pengaruh atau dampak dari perkembangan
internet pada psikologis pengguna juga ada sisi positif dan negatifnya. Untuk
sisi positifnya, seperti yang telah disebutkan di atas, meningkatkan daya
kreatifitas. Meningkatnya kreatifitas ini dipengaruhi oleh pribadi yang selalu
ingin berkembang dan berinovasi. Dengan banyaknya informasi yang tersedia &
didapatkan dari internet, maka si pengguna pun terlatih untuk menciptakan atau
membuat informasi – informasi dan “karya” yang baru.
Dampak negatif dari
perkembangan internat bagi psikologis pengguna diantaranya adalah menurunnya
moral pengguna, Mengapa? Penurunan moral ini sangat berkaitan dengan pornografi
yang tersebar bebas di internet dan dapat diakses oleh umum. Lalu dapat
menyebabkan dampak anti sosial bagi pengguna. Hal ini mungkin baru kiat dengar,
tetapi dalam beberapa kasus hal ini memang ada. Dampak anti sosial ini terjadi
karena si pengguna menjadi addict(ketagihan)
terhadap internet itu sendiri. Addiction
ini sendiri terjadi karena pengguna menemukan kenyamanan yang lebih saat
menggunakan fasilitas internet ini. si pengguna lebih nyaman berada dan
berinteraksi di dunia maya dibandingkan dengan di dunia nyata, sehingga dia
lebih memilih internet daripada hal lain hal ini biasa disebut dengan internet addiction. Selain internet addiction, Cyber-relational addiction
pun bisa menjadi salah satu faktor penyebab terbentuknya sifat/pribadi yang
anti sosial dalam dunia nyata.
Dalam kasus lain, dampak
negatif dari internet terhadap psikologis pengguna adalah si pengguna menjadi
pribadi yang tertutup. Hal ini biasanya disebabkan karena si pengguna telah
“bersahabat baik” dengan dunia maya tanpa batas ini sendiri yaitu dengan
membiasakan diri bercerita tentang apa yang dia rasakan di fasilitas –
fasilitas internet contohnya di blog, jejaring sosial, dll.
Internet yang sering kita sebut
media serba ada ini bahkan menyediakan layanan yang seharusnya dirahasiakan.
Salah satunya adalah tes psikologi online, seperti tes kepribadian serta tes
untuk masuk kerja. Di kalangan psikologi,
fenomena ini dikenal dengan Online Psychotest (OP). Dulu tes psikologi atau yang sering
disebut dengan psikotes adalah sesuatu yang cukup rahasia yang hanya dapat
diketahui oleh orang-orang tertentu saja. Namun seiring dengan perkembangan
teknologi tes tersebut dapat kita lihat dengan mudahnya. Tak hanya psikotes
yang tersebar dengan cepat lewat internet, namun ada beberapa alat tes yang
seharusnya menjadi rahasia para psikolog pun dapat kita akses dengan mudahnya. Dampak
negatifnya individu akan mengalami resistansi (kebal) atau sudah mengetahui
materi tes sehingga mengerjakan tes tidak sebagai dirinya sendiri melainkan
menampilkan sisi-sisi baik yang dapat membuat hasil tes terlihat baik.
Berbagai situs penyedia jasa OP ini laku keras di dunia
maya. Coba kita berseluncur di google,
dengan mengetikkan “psikotest online” maka akan
muncul berbagai situs, baik dari personal
blog maupun website yang menyediakan berbagai jasa.
Nah, yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah euforia terhadap OP ini didukung pula
oleh kebenaran dan validitas dari alat-alat tes itu sendiri? Jika memang tes-tes yang digunakan di dalam OP tersebut
adalah bagian dari psikodiagnostik, maka apakah si pembuat OP tersebut
melakukan pelanggaran etika? Dimana pelanggaran etika tersebut?
Berdasarkan kode etik psikologi yang disepakati oleh Himpunan
Psikologi Indonesia (HIMPSI), ada beberapa pasal yang mengatur tentang
ketentuan seseorang dalam mengadakan praktik psikodiagnostik, yaitu Pasal 1
(poin a-d) tentang Pengertian, Pasal 10 tentang Interpretasi Pemeriksaan, dan
Pasal 16 (Penggunaan dan Penguasaan Sarana Pengkuran Psikologik). Secara
ringkas, pasal-pasal tersebut membahas tentang penyelenggaran psikodiagnostik
termasuk analisa hasil pemeriksaan hanya bisa dilakukan oleh psikologi yang
memiliki izin praktek serta wajib menjaga agar alat tersebut tidak digunakan
oleh orang yang tidak memiliki wewenang dan kompetensi.
Jika kemudian diperhatikan dengan seksama, tes yang
terdapat di berbagai media online dan telah dibisniskan banyak yang berasal
dari penulis yang non psikologi. Selain itu pula, meski ada yang berasal dari
psikolog sendiri, ia pun dapat dinilai melakukan pelanggaran karena
mencantumkan cara analisa tes.
Memang tidak dapat dapat dipungkiri, popularitas
masyarakat kita terhadap dunia psikologi terutama tes kepribadian dan sebagainya
sangat tinggi. Terlebih hal ini sudah hadir di dunia online yang menjawab kebutuhan primer akan internet. Bisnis yang
hadir disini pun begitu menggiurkan, yaitu hanya posting saja bagian tertentu
dalam tes tersebut, dan jika ingin memiliki keseluruhan tes dan hasil, silahkan
mentransfer sejumlah uang ke rekening si pembuat OP, simpel bukan? Akan tetapi,
perlu disadari bahwa disini juga terkait dengan kode etik profesi, beserta
validitas dan reliabilitas yang dihadirkan pada tes tersebut.
Dari
penjelasan tentang internet dan psikologi di atas, dapat kita lihat dampak
negatif dari perkembangan internet lebih banyak dibandingkan dengan dampak
positifnya. Tetapi semua itu tidak selalu bisa menjadi acuan kita terhadap
internet karena semua kembali lagi kepada diri setiap individu pengguna
fasilitas internet. Tergantung bagaimana kita dapat menggunakan internet dengan
sebaik-baiknya. Jadi, gunakanlah fasilitas media komunikasi internet ini dengan
bijak.
Source :
http://www.likethisya.com/pengertian-internet.html
http://www.termasmedia.com/65-pengertian/71-pengertian-internet.html
http://4jipurnomo.wordpress.com/dampak-perkembangan-internet-bagi-psikologis-seseorang/
http://carihoki.blogspot.com/2013/07/online-psychotest-antara-bisnis-dan.html#ixzz3FigH65Fh
http://adistinatalia31.blogspot.com/2012/11/dampak-positif-dan-negati-tes-psikologi.html
Dyan..terimakasih infonya terutama tentang kode etik Psikologi On Line.
BalasHapusbagus nih isi blognya, ditunggu ya postingan selanjutnya dyan
BalasHapusBagus yan isi artikelnya (y)
BalasHapusWah infonya menarik sekali , sangat bermanfaat ^^
BalasHapusTerimakasih infonya:D nice posting:)
BalasHapusNice post Dyan, ditunggu postingan selanjutnya
BalasHapusMenarik banget informasinya. Ditunggu postingan selanjutnya ya Dyan ;)
BalasHapuskeren loh. bahasanya juga baik, ditunggu postingan selanjutnya ya cantik
BalasHapusThank you informasinya, nice post Dy :)
BalasHapuswaduh.. repot juga kalo orang-orang non-psikologi itu makin banyak muncul untuk hal psikologi di internet~
BalasHapusblog ini sudah cukup bagus, dan menambah infomasi baru bagi saya. tulisan yang di tulis juga sangat mendidik, pertahankan kerapihan dan kreatifitas dalam menulis dalam blog :)
BalasHapus